"Serangan ini, yang dilakukan pada bulan suci Ramadan, merupakan penghinaan pada muslim dan para pecinta perdamaian di mana pun," kata Ban pada pembukaan pembahasan Dewan Keamanan PBB mengenai Somalia.
"Itu merupakan hal yang menyedihkan namun mengingatkan kita akan tanggung jawab kolektif untuk mendukung pemerintah Somalia dalam menciptakan stabilitas di negara yang dirusak perang ini," katanya.
Dalam satu serangan yang berani pada Selasa, dua orang anggota kelompok gerilya Al-Shabaab memberondongkan tembakan ke sebuah hotel di Mogadishu, menewaskan 33 orang sebelum mereka meledakkan diri.
Pertempuran hebat antara pasukan pemerintah dan gerilyawan itu berkobar di ibukota Somalia tersebut pada hari ketiga, Rabu, mengakibatkan 10 warga sipil tewas.
Gerilyawan Al-Shabaab menggunakan senjata mesin berat untuk menyerang pasukan pemerintah yang didukung pasukan Uni Afrika dalam upaya menguasai sebuah rute strategis di Mogadishu yang menghubungkan istana presiden dengan bandara.
Al-Shabaab mencuat ke permukaan setelah terjadi serangan mematikan di Kampala pada Juli lalu.
Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al-Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas.
Al-Shabaab, kelompok muslim garis keras yang menguasai sebagian besar wilayah tengah dan barat Somalia, mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibukota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 76 orang.
Pemboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pemboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al-Qaeda.
Serangan-serangan bom pada 11 Juli itu dilakukan di sebuah restoran dan sebuah tempat minum yang ramai di Kampala ketika orang sedang menyaksikan siaran final Piala Dunia di Afrika Selatan.
Pemimpin Al-Shabaab telah memperingatkan dalam pesan terekam pada Juli bahwa Uganda akan menghadapi pembalasan karena peranannya dalam membantu pemerintah sementara Somalia yang didukung Barat.
Milisi garis Al-Shabaab dan sekutunya, Hezb al-Islam, berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Sharif Ahmed ketika mereka meluncurkan ofensif mematikan pada Mei tahun lalu.
Mereka menghadapi perlawanan sengit dari kelompok milisi pro-pemerintah yang menentang pemberlakuan hukum Islam yang ketat di wilayah Somalia tengah dan selatan yang mereka kuasai.
Al-Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum sharia yang ketat di Somalia dan juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu dan amputasi di wilayah selatan dan tengah.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Penculikan, kekerasan mematikan dan perompakan melanda negara tersebut.
source: http://www.antaranews.com/
Dan ini laporan dari forum mujahidin ansar.info, sangat bertolak belakang narasi dan maksud yang ingin disampaikan. Tentulah umat muslim yang sudah mengerti apa yang sedang berlangsung di bumi Allah ini mengerti maksud dan arah tujuan kedua sumber berita tersebut...
The first operation within the new military campaign "The End of the aggressors on the land of Somalia"
No comments:
Post a Comment
Silahkan dikomentari..