Join me in best community & be healthy

Jangan percaya mesin pencari uang otomatis, karena mereka hanya memanfaatkan rasa ingin tahu dan sifat coba-coba para pengguna pemula internet dan mereka yang malas dan instan dalam meraih kekayaan. Dipastikan mereka tak mencantumka alamat kantor,meskipun kantor mereka rumah tinggal, tapi hanya nomor GSM

Wednesday, November 10, 2010

Lemahnya anak manusia

"Siapakah kamu 36 tahun yang lalu ?" Ya!, pertanyaan itulah yang muncul dibenakku ketika terbangun dari tidurku saat mendengar azan subuh berkumandang. Aku termangu, dan terdiam agak lama seperti orang bengong, sampai kemudian aku tersadar bahwa aku adalah seorang bayi yang terlahir dari rahim ibuku 36 tahun yang lalu. Yah, aku memang tak bisa apa-apa pada saat itu, bahkan aku sangat bergantung dengan kedua orang tuaku pada saat itu.Aku hanya bisa mengingat masa kecilku kira-kira saat aku pertama masuk TK. Dan aku tidak ingat masa kecilku sebelum  masuk sekolah Taman Kanak-kanak.  Tanpa kusadari bibirku bergumam, "Allahu Akbar, Laa haula walaa quwwata illa billah". "Alhamdulillah Ya Hayyu Ya Qayyum Ya Rozzak, tak ada sedikitpun ni'matMU yang bisa kuingkari!" gumamku berulang-ulang.


Karena aku teringat dengan acara kriminal di salah satu tv swasta beberapa hari lalu yang memberitakan tentang bayi-bayi yang ditinggal oleh orang tuanya di wc, di rumah warga dan bahkan ada yang dibuang telah menjadi mayat di saluran air. Ya, ucapan pengakuan Allahu Maha Besar dan tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuasaanNya. Ya, rasa syukur dan pujian kepada sang Maha Pencipta, yang sangat sempurna ciptaanNya itu terucap karena aku tidak termasuk bayi-bayi itu 36 tahun yang lalu.

Akupun teringat dengan kedua wajah orang tuaku. Tak terasa air matapun menetes di pipiku, karena teringat tingkah laku diriku kepada mereka. "Apa aku telah menyakiti mereka dengan sikapku yang kasar dan mau menang sendiri?" pertanyaan itulah yang terngiang-ngiang di kepalaku. "Betapa aku telah menyia-nyiakan mereka, betapa aku tidak memperhatikan mereka, Ya Robb ampuni aku dan kasihanilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka mengasihiku dikala aku kecil", gumamku dengan penuh penyesalan. Lalu aku bergegas membasuh mukaku, buang air kecil dan mengambil air wudhu untuk menegakkan Sholat Subuh. Tak luput aku berdoa semoga Allah tidak menyesatkanku setelah memberi petunjuk kepadaku, menetapkan aku di jalan kebenaran yang ditempuh para Nabi, Rasulullah saw, Sahabat Nabi, Tabi'in dan generasi shalafussholih  sampai Engkau mematikanku.

No comments:

Post a Comment

Silahkan dikomentari..

Blog Archive