Join me in best community & be healthy

Jangan percaya mesin pencari uang otomatis, karena mereka hanya memanfaatkan rasa ingin tahu dan sifat coba-coba para pengguna pemula internet dan mereka yang malas dan instan dalam meraih kekayaan. Dipastikan mereka tak mencantumka alamat kantor,meskipun kantor mereka rumah tinggal, tapi hanya nomor GSM

Tuesday, August 17, 2010

Bisnis Herbal, Usaha Alami Menggiurkan Beromzet Jutaan


Menggeluti tanaman sejak kuliah menjadi jalan bagi Ilmi Noor Rahmad (30) dalam memasuki bisnis herbal.

Ilmi yang menyukai tanaman obat semasa kuliah di Jurusan Biologi Universitas Gadjah Mada awalnya bekerja sebagai salah satu karyawan perusahaan obat. Ia juga pernah menjadi redaktur majalah tanaman obat. Berbekal ilmu di perkuliahan dan di pekerjaan, keinginan Ilmi kian menggebu memiliki usaha sendiri.

Awal 2007, bersama keluarganya ia memutuskan mandiri dan berusaha sendiri dalam usaha herbal. Dengan modal awal Rp 5 juta, serta koneksi dengan beberapa petani bahan baku tanaman herbal, ayah satu anak ini kemudian membuka usaha konsultasi herbal di kediamannya, di Bekasi.

Ilmi bercerita, dibantu dua orang keluarganya, termasuk istri, Ilmi membuat herbal pesanan dari beberapa mitra kerja sebelumnya. Ilmi mengambil bahan baku dari petani kemudian diolah sesuai pesanan.

"Pertama kali, kami hanya membuat sesuai pesanan dan jenisnya juga masih terbatas," kata pria menamai usahanya Herbaling Ciptawung Indonesia (HCI). Jenis herbal yang ia hasilkan pada awal pendirian usaha di antaranya sambiloto, mahkota dewa, kumis kucing, kunyit, kencur, dan temulawak.
Sembari terus belajar meramu ragam obat-obatan herbal pada kelompok tanaman obat, dalam dua tahun usahanya sudah mampu menghasilkan herbal sekitar 120 tanaman. Omzet yang ia peroleh kini berkisar Rp 6,5 juta per bulan. Setelah dipotong berbagai biaya, setiap bulan ia bisa mengantongi Rp 3,5 juta per bulan. Padahal, krisis global sedang melanda yang menyebabkan daya beli menurun.

Selain melayani pesanan, Ilmi kini mulai memasarkan produknya ke beberapa minimarket dan dua supermarket Bekasi. Ilmi pun memproduksi berbagai varian produk manisan herbal sebagai terobosan. Hasilnya cukup menjanjikan. Usahanya tumbuh 30 persen.

"Kami baru memulai beberapa bulan ini, ternyata banyak disukai," katanya. Variasi produk di antaranya manisan jahe, kencur, dan jahe merah instan yang dicampur krimer.

Besarnya peluang mengembangkan usaha, memberikan keyakinan tersendiri bagi Ilmi karena punya potensi besar. Walaupun sempat mengirimkan bahan obat temulawak ke Korea, pengusaha yang bertempat tinggal di Jatisampurna, Bekasi, itu memfokuskan usahanya ke lokal. "Selain bisnis inti di herbal, kami berkonsentrasi pada produk olahan herbal. Pasar lokal besar sekali," katanya.

Peningkatan usaha bukan berarti tanpa kendala. Penyediaan bahan baku yang tidak menentu, naiknya harga bahan baku, serta kendala perizinan menjadi masalah tersendiri bagi Ilmi. Panjangnya birokrasi saat mengurus izin, seringkali menjadi kesulitan agar produknya memiliki standar yang diterima minimarket. Bahan baku yang terus naik membebani produksi yang masih relatif kecil.

Harga gula yang tadinya Rp 6.500 per kilogram kini menjadi Rp 7.500 serta temulawak naik menjadi Rp 12.000 per Kg menimbulkan biaya cukup besar produksi sekitar 2.000 butir herbal dan 900 kemasan ukuran 90 gram. "Walaupun masih bisa terjangkau, pasokan yang tetap akan sangat membantu kami."

Untuk mengembangkan usahanya, Ilmi menjadi salah satu mitra binaan perusahaan Badan Usaha Milik Negara dan memperoleh bantuan modal. Dari modal tambahan itu, ia memperbaiki kemasan produknya agar lebih maksimal dan diterima toko-toko. Pemasaran lain yang sedang ia rintis saat ini adalah menjalin kerja sama dengan salon dan spa serta penjualan di kantor-kantor pemerintahan.
Belakangan ini, perkembangan bisnis pengobatan tradisional atau pengobatan alternatif demikian marak. Jumlah pelaku bisnis di bidang pengobatan tradisional ini tumbuh dengan sangat pesat. Tengok saja iklan yang tampil di berbagai media massa cetak. Dari tabloid, majalah, hingga surat kabar harian dipenuhi oleh iklan-iklan pengobatan alternatif. Baik yang berskala nasional maupun media lokal yang terbit di berbagai daerah.
Sebelumnya, Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) mencatat pesatnya perkembangan iklan yang dipasang para pelaku bisnis pengobatan alternatif sebagai sesuatu yang mencengangkan. Data PPPI tahun 2004 memperlihatkan bahwa belanja iklan bidang pengobatan tradisional menduduki posisi 11 dari 20 top belanja iklan secara nasional dengan jumlah mencapai Rp 121 bilion. Rekor ini mengalami kenaikan pada tahun 2005 dengan posisi 8 besar dengan nilai belanja iklan mencapai Rp 136 bilion. Sebuah jumlah yang sangat fantastik.
Harus diakui, pesatnya pertumbuhan bisnis pengobatan tradisional atau alternatif tak luput dari perubahan paradigma global terhadap kebutuhan kesehatan yang aman dan relative murah. Masyarakat dunia pun lebih memilih untuk hidup sehat secara alami dengan kembali ke alam (back to nature). Selain merubah perilaku dan gaya hidupnya, masyarakat pun lebih memilih pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional dalam mencari kesembuhan terhadap penyakit yang dideritanya, tentunya dengan menghindari pengobatan modern yang cenderung makin mahal dan tidak aman akibat penggunaan bahan-bahan kimiawi. Penggunaan istilah pengobatan tradisional untuk menunjuk pengobatan alami atau dengan menggunakan bahan-bahan alam, seringkali disalahartikan dengan pengobatan secara mistik.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membagi jenis pengobatan alternatif ke dalam dua jenis, yaitu jenis pengobatan berdasarkan alat-alat yang digunakan dan jenis yang berdasarkan cara-cara. Pengobatan tradisional berdasarkan cara-cara meliputi terapi spiritual yang terkait hal gaib. Terapi jenis ini harus dihindari karena dilarang dalam syariat Islam. Sedangkan pengobatan tradisional berdasarkan alat-alat merupakan jenis terapi berdasarkan obat-obatan, seperti jamu dan pengobatan herbal. Bahan-bahan yang  digunakan dalam pengobatan alami jenis ini diambilkan dari berbagai tumbuhan ataupun hewan yang mempunyai kandungan obat yang sangat baik bagi kesehatan. (fn/vs/pm) www.suaramedia.com

No comments:

Post a Comment

Silahkan dikomentari..

Blog Archive