Paper Pemasaran Hasil Hutan Medan, 6 Oktober 2008
MADU DAN PRODUK TURUNANNYA
Dosen Pengasuh:
Agus Purwoko, S.Hut, M.Si
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Vera Silvia Nainggolan 051203028
Bangga P A Siagian 061203008
Dedi Saputra 061203015
Zul Rahman Arief 061203037
Yessie M Sibagariang 061203039
Ori Aryandi 0612030--
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN
DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.
Paper ini menyajikan beberapa produk turunan madu yang berasal dari alam. Maksudnya madu yang dibahas dalam paper ini adalah madu yang diproduksi secara alami di alam. Bentuk produksi yang dilakukan dengan membudidayakan lebah madu. Bersaingnya madu alami dengan madu sintetis terletak pada daya beli masyarakat. Sementara itu, madu alami harganya mahal dan hanya kalangan tertentu yang dapat mengonsumsinya. Dalam paper ini akan diberikan beberapa manfaat kesehatan dari madu alam dan produk turunannya yang berdasarkan penelitian bermanfaat positif bagi kesehatan tubuh.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Agus Purwoko, S.Hut, M.Si selaku dosen pengasuh mata kuliah Pemasaran Hasil Hutan yang telah memberikan materi yang berkaitan dengan penulisan paper ini. Sehingga penulis dapat mengembangkan pemikiran dan konsep yang telah diajarkan oleh beliau selam perkuliahan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah bekerjasama dalam penulisan paper ini, khususnya dalam pencarian literatur dan sumber-sumber informasi berkaitan judul paper ini.
Penulis menyadari dalam penulisan paper ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan paper ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, 6 Oktober 2008
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Hal
KATA PENGANTAR iDAFTAR PUSTAKA ii
DAFTAR TABEL iii
PENDAHULUAN
1
SISTEMATIKA LEBAH MADU
3
Sistematika 3
Anatomi 3
Jenis-jenis Lebah Madu 4
5
MADU DAN TURUNANNYA
7
MANFAAT MADU 10
PENUTUP 11
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No. Hal
Masa Berbunga Beberapa Jenis Tanaman 6
Komposisi Nutrisi Madu 7
Komposisi Nutrisi Dalam Royal Jelly 8
PENDAHULUAN
Paradigma membangun kehutanan memandang hutan sebagai ekosistem yang lengkap dengan keanekaragaman sumberdaya yang dikandungnya, yang mampu berperan dalam pemenuhan kepentingan ekonomi, sosial, dan ekonomi.
Lebah madu merupakan salah satu sumber keanekaragaman hayati Indonesia, selain itu kondisi Indonesia sangat potensi bagi pengembangan usaha perlebahan. Beberapa potensi yang mendukung usaha perlebahan di Indonesia adalah melimpahnya flora berbunga sebagai sumber pakan lebah, terdapat jenis-jenis lebah utama yang menghasilkan madu, kondisi agrolimat tropis yang mendukung budidaya lebah.
Beberapa daerah, usaha perlebahan telah menunjukan prospek yang cukup baik, disamping nilai ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan peternak lebah.
Secara ekologis, usaha perlebahan dapat meningkatkan produktivitas tanaman melalui peranan lebah dalam membantuk proses penyerbukan bunga tanaman buah-buahan dan biji-bijian, hampir 80 % penyerbukan bunga tanaman secara alami dilaksanakan oleh madu.
Hasil penelitian para ahli arkeologi menunjukan bahwa lebah madu terdapat di dunia sudah dimulai pada zaman tertier atau kira-kira 56 juta tahun yang lalu. Dalam Mitologi Hindu misalnya, digambarkan lebah madu jantan yang sedang istirahat diatas bunga teratai, adalah simbol Dewa Wisnu yang merupakan lambang kehidupan dan perdamaian.
Pemeliharaan lebah madu telah dikenal 3000 tahun Sebelum Masehi, terutama dilakukan oleh bangsa Mesir kuno. Hal ini menunjukan bahwa lebah madu sudah lama dibudidayakan walaupun hanya disekitar Sungai Nil.
Perkembangan budidaya lebah madu di Indonesia mulai dirintis dan dipelopori oleh Rijkeuns, seorang bangsa Belanda pada tahun 1841. Namun, perkembangannya sangat jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti; Australia, Jerman, Rumania, Mexico, India, Jepang dan China. Hal ini disebabkan bidang perlebahan kurang mendapat perhatian, budidayanya masih sangat tradisional dan sebagian besar produksinya diperoleh dengan cara merusak atau membakar sarangnya.
Peluang untuk usaha budidaya lebah madu di Indonesia masih sangat besar. Alasannya, karena Indonesia mempunyai hutan alam yang sangat luas, sekitar 200 Juta hektar dengan beraneka jenis tanaman yang berbunga secara bergantian sepanjang tahun. Tanaman tersebut merupakan habitat ideal untuk usaha budidaya lebah madu. Bila usaha budidaya lebah madu. Bila budidaya lebah madu dikelola secara intensif dan modern, maka akan memberikan manfaat langsung maupun manfaat tidak langsung. Manfaat langsungnya adalah memperoleh berbagai produk lebah madu, seperti madu, royal jelly, tepung sari (bee pollen), lilin, perekat (propolis), dan racun lebah.
Semua produk ini mempunyai nilai ekonomi yang dapat membantu upaya perbaikan gizi masyarakat dan untuk meningkatkan pendapatan peternak lebah. Sedangkan manfaat tidak langsung yaitu berkaitan dengan proses pelestarian sumber daya hutan, peningkatan produktivitas tanaman, dan adanya hubungan simbiosis yang saling menguntungkan. Tanaman akan mengeluarkan bunga yang banyak mengandung nektar dan tepung sari sebagai makanan lebah, sementara lebah madu akan membantu proses penyerbukan bungan tanaman.
SISTEMATIKA LEBAH MADU
Sistematika
Sistematika lebah madu sebagai berikut;
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Apidae
Genus : Apis
Spesies : Apis cerana, Apis mellifera, Apis dorsata dan Apis florea
Anatomi
Secara umum tubuh lebah madu terbagi menjadi 3 bagian yang terdiri dari:
Kepala (caput) dan peralatannya
Antena berfungsi sebagai radar
Mata
Mulut2. Dada (thorax) dan peralatannya
a. Sayap terdiri dari 2 pasang
b. Kaki terdiri dari 3 pasang
3. Perut (abdomen)
a. Kantong madu atau nektar
b. Kantong racun atau bisa
Jenis-jenis Lebah Madu
1. Spesies-spesies yang telah dibudidayakan
a. Apis cerana
Apis cerana merupakan lebah madu asli Asia yang menyebar mulai dari Afganistan, China, Jepang sampai Indonesia. Cara budidayanya sebagian besar masih tradisional, yaitu di dalam gelodok. Budidaya secara modern yaitu di dalam kotak (stup) yang dapat dipindah-pindahkan. Produksi madu Apis cerana dalam setahun dapat menghasilkan 2 – 5 kg madu per koloni.
b. Apis mellifera
Apis mellifera merupakan lebah madu import dari Italia yang memiliki temperamen tidak ganas, mudah dibudidayakan dan ukuran tubuhnya lebih besar dari Apis cerana. Produksi madunya sangat banyak yaitu dalam setahun dapat mencapai 20 – 60 kg madu per koloni. Spesies lebah madu ini sangat cocok untuk usaha budidaya lebah madu untuk skala komersial.
2. Spesies-spesies lebah madu yang belum dapat dibudidayakan
a. Apis dorsata
Apis dorsata hanya berkembang di Asia seperti; India, Philipina, China dan Indonesia. Madu dari spesies ini dikenal sebagai madu alam atau madu hutan. Di Indonesia spesies lebah madu tersebut hanya terdapat di pulau Sumatera, Maluku, Irian Jaya, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sarang Apis dorsata dibangun secara tunggal dengan sisiran sarang hanya selembar. Sarang tersebut digantung dicabang pohon dan tebing batuan. Produksi madunya dalam setahun dapat menghasilkan 15 - 25 kg madu per koloni.
b. Apis florea
Apis florea terdapat di Oman, Iran, India dan Indonesia. di beberapa tempat lebah madu Apis florea dapat hidup bersama-sama dengan Apis mellifera, Apis cerana dan Apis dorsata. Produksi madunya dalam setahun hanya sekitar 1 – 3 kg madu per koloni.
BUDIDAYA LEBAH MADU
Pembudidayaan lebah madu memerlukan perencanaan dan rancangan yang baik. Madu yang berkualitas tidak hanya bergantung pada jenis lebah penghasil madu, tetapi juga pakan, perawatan, dan lain-lain. Oleh karena itu, beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam kegiatan budidaya lebah madu adalah:
Kondisi fisik peti lebah madu harus dalam keadaan baik, sebab pemeliharaan lebah madu dalam peti akan lebih mudah pengelolaan dan pemanenannya, tanpa merusak koloni lebah madu.
Penempatan stup harus dekat dengan jenis-jenis tanaman yang banyak mengandung nektar dan serbuk dari sumber pakan lebah dan harus jauh dari tempat-tempat berasap dan rumah-rumah tempat tinggal.
Pemindahan lebah madu ke dalam stup harus dilakukan dengan hati-hati dan sebaiknya dilakukan pada malam hari dan ditutup hingga lebah dapat beradaptasi dengan tempat tinggal barunya.
Pelepasan lebah madu dilakukan pada pagi hari pada saat bunga tanaman mekar. Pelepasan dilakukan dengan membuka pintu keluar masuknya.
Kegiatan pemanenan madu lebah dilakukan setelah semua sisiran hampir terpenuhi dengan madu dan dilakukan pada sore hari, karena pada saat itu lebah madu telah berkumpul semua dalam peti lebah. Pengambilan madu harus dilakukan secara teratur dan sisiran-sisiran madu yang telah diambil madunya harus dimasukkan kembali dalam peti lebah.
Beberapa aspek penting di atas harus tetap diperhatikan agar kualitas dari madu yang dihasilkan berkualitas tinggi. Kemudian, sumber pakan lebah perlu diketahui guna sebagai dasar komposisi madu yang berkualitas. Cita rasa kekhasan madu sangat dipengaruhi pakan lebah madu. Sumber pakan lebah madu adalah tanaman buah-buahan, tanaman sayur-sayuran, tanaman hias, tanaman pangan, tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan. Bunga-bunga dari tanaman-tanaman tersebut mengandung nektar dan tepung sari bunga (pollen).
Nektar adalah senyawa kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar necterifier tanaman dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang bervariasi. Komponen utamanya adalah sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Konsentrasi gula nektar bervariasi mulai dari 5 % sampai 70 % atau lebih tergantung dari keadaan iklimnya, jenis tanaman serta faktor lainnya. Nektar juga mengandung air dari 40 – 80 %.
Tepung Sari (Pollen) diperoleh dari bunga yang dihasilkan dari sel kelamin jantan tumbuhan. Biasanya dimakan lebah madu sebagai sumber protein, lemak, karbohidrat dan serta sedikit mineral. Satu koloni lebah madu membutuhkan sekitar 50 kg pollen/ tahun, separuhnya digunakan sebagai makanan larva.
Adapun beberapa contoh jenis tanaman berbunga di Indonesia yang digunakan oleh lebah madu sebagai pakan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Masa Berbunga Beberapa Jenis Tanaman
No Nama Jenis TanamanMasa BungaNektarPollen1 PadiJan – Des`*2 ArenJan – Des`*3 PuspaJun – Jul`*4 AlpukatHujan`*5 Putri MaluJan – Des`*6 KetapangApr – Mei*`7 Asam JawaApr – Agst*`8 KaretSep – Okt*`9 ManggaJun dan Agst*`10 Ubi JalarOkt – Nov*`11 DurianJun dan Sept**12 KopiMei dan Agst**13 RanduMei – Agst**14 FlamboyanKemarau Feb dan Agst**15 BelimbingJan – Des**
MADU DAN TURUNANNYA
Madu mengandung berbagai jenis komponen yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Komponen yang dimaksud yaitu karbohidrat, asam amino, mineral, ensim, vitamin dan air. Komposisi nutrisi madu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Komposisi Nutrisi Madu
No. Komposisi Jumlah 1 Air 17,0 %2 Fruktosa 38,5 %3 Glukosa 31,0 %4 Maltosa 7,2 %5 Karbohidrat 4,2 %6 Sukrosa 1,5 %7 Ensim, Mineral, dan Vitamin 0,5 %8 Energi (Kalori/100 gram) 294,0 %
Madu diketahui memiliki khasiat obat yang dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit dan menjaga tubuh untuk tetap fit dan segar. Beberapa penelitian mendukung dan membuktikan pernyataan ini, diantaranya adalah laporan penelitian di rumah sakit Uni Soviet membuktikan bahwa madu dapat menyembuhkan luka-luka pada usus dua belas jari, memperlancar peredaran darah dan dapat menormalkan komposisi darah. Madu yang dioleskan pada luka bakar atau infeksi, menurut hasil penelitian dapat mengeringkan luka tersebut dalam waktu 10 hari. Diketahui pula bahwa madu dapat mengeluarkan glutathion dari luka sehingga mempercepat sembuhnya luka atau infeksi.
Madu yang memiliki kekhasan dan khasiat obat tersebut mulai dikembangkan dan dibuat dalam berbagai bentuk atau turunan. Beberapa produk turunan yang muncul di pasar dan demi pengembangan pemasaran madu adalah:
Royal Jelly
Royal jelly adalah salah satu jenis makanan yang baik dengan kandungan nutrisi yang sangat kompleks, bahkan lebih kompleks dibandingkan dengan makanan hewani lainnya. Penggunaan royal jelly dimanfaatkan untuk pengobatan beberapa penyakit antara lain; asma, alergi, bronchitis, kejang-kejang dan impotensi. Selain itu, pemakaian royal jelly sebagai masker secara rutin menjelang tidur sangat membantu merawat kulit wajah dari gangguan jerawat.
Pada tabel di bawah ini dapat dilihat komposisi Royal Jelly:
Tabel 3. Komposisi Nutrisi Dalam Royal Jelly
No.KomposisiJumlah1Kadar Air67,0 %2Protein Kasar12,5 %3Gula Total :11,0 %a. Fruktosa6,2 %b. Glukosa4,2 %c. Sukrosa0,3 %d. Lain-lain0,5 %4Asam Lemak Total5,0 %5Abu :1,0 %6Mineral K5,500 mg/g7Mineral Mg700 mg/g8Mineral Na600 mg/g9Mineral Ca300 mg/g10Mineral Zn80 mg/g11Mineral Fe30 mg/g12Mineral Cu25 mg/g13Mineral Mu7 mg/g14Bahan yang belum teridentifikasi3,5 %
Serbuk Sari (Bee Pollen)
Bee Pollen sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, terutama untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh. Selain itu Bee Pollen juga mempunyai khasiat antara lain; meningkatkan daya tahan tubuh, memperlambat proses penuaan, menurunkan kolesterol, memperlancar fungsi pencernaan dan mengobati asma. Bee Pollen mengandung; 10 jenis asam amino, protein esensial, asam lemak esensial, 10 jenis mineral, vitamin A, B, C, D, dan E, hormon pertumbuhan, hormon reproduksi dan berbagai jenis alkaloid yang mempunyai khasiat dalam melakukan stabilitasi metabolisme sel dan pertumbuhan sel normal (regenerasi – rehabilitasi) pada umumnya.
Lem (Propolis)
Propolis adalah bahan perekat bersifat resin yang dikumpulkan lebah pekerja dari kuncup, kulit atau bagian lain dari tumbuhan. Dalam sarang, propolis digunakan oleh lebah pekerja untuk menutup celah-celah, mendempul retakan-retakan, memperkecil lubang dan menutup lubang.
Susunan kimia propolis sangat kompleks antara lain mengandung zat aromatik, zat wangi dan mineral. Propolis sudah digunakan dalam berbagai obat jadi dari pabrik farmasi antara lain untuk luka dan tampal gigi. Hal ini sangat memungkinkan karena didalam propolis terdapat sifat antibiotik.
Lilin Lebah (Malam, Beeswax)
Lilin lebah (malam) diproduksi sebagai hasil dari sekresi oleh kelenjar lilin (swax grands) yang terdapat pada bagian bawah dari perut lebah pekerja. Penggunakaan malam tidak hanya terbatas pada bidang industri lilin saja, tetapi telah meluas pada industri-industri lainnya seperti industri kosmetika dan industri farmasi. Selain itu malam lebah yang sudah diproses juga dibutuhkan sebagai bahan untuk batik tradisional – modern.
Racun Lebah (Bee Venom)
Racun lebah diproduksi sebagai hasil sekresi oleh kelenjar racun dalam bentuk cairan bening dengan bau tajam, rasanya pahit dan pedas, aromanya spsifik serta cepat kering, nama lainnya adalah apitoxin.
Apitoxin mengandung senyawa-senyawa kimia antara lain; triptofan, kolin, gliserin, asam fosfat, asam falmitat, asam lemak, asam vitelin, apromin, peptida, ensim, hystamin, dan mellitin.
Menurut penelitian, racun lebah dapat digunakan untuk kepentingan medis. Ada beberapa jenis penyakit yang dapat disembuhkan melalui racun lebah diantaranya adalah penyakit neuritis, penyakit reumatik otot, penyakit asthma bronchial, penyakit pembuluh darah kapiler dan penyakit impoten.
MANFAAT MADU
Khasiat madu yang demikian besar dan sumbangannya dalam dunia kesehatan telah menjadikan madu sebagai pendapatan masyarakat, khususnya masyarakat sekitar hutan atau perkebunan. Perkembangan madu yang sangat pesat didukung oleh kemajuan teknologi menjamin kesejahteraan pengelolanya. Beberapa turunan madu yang telah beredar di pasaran lebih banyak berperan di dalam kepentingan kesehatan. Isu kesehatan yang berkembang di sepanjang masa menjadikan madu tetap dijadikan alternatif suplemen untuk menjaga tubuh tetap fit, segar dan bugar.
Disamping manfaat sosial dan kesehatan, usaha madu lebah memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, dan telah memberikan kontrak dalam pembangunan nasional, baik dalam devisa maupun dalam hal penyediaan pekerjaan. Semua produk turunan madu dan madu itu sendiri telah membuka peluang usaha dan menyerap tenaga kerja, juga telah mendukung program perbaikan lingkungan melalui penanaman pohon-pohon yang menjadi sumber pakan lebah dan sarang lebah madu hutan.
Pemasaran madu hutan dan turunannya yang demikian besar dapat menyerap pasar yang besar pula. Hal ini sangat berkaitan erat dengan faktor sosial dan kesehatan yang telah disampaikan di atas. Tantangan dan peluang harus tetap diperhatikan dalam pemasaran madu hutan. Berkembangnya teknologi dan pesatnya pertumbuhan manusia akan menjadikan madu sebagai produk yang akan terus berkembang dan akan berubah menjadi produk sintetis (buatan) yang tidak lagi terjamin keasliannya. Oleh karena itu, madu hutan yang memiliki ciri khas tersendiri menjadikannya memiliki nilai lebih dari produk-produk madu sintetis yang berasal dari luar negeri. Meskipun madu hutan (asli) lebih mahal dibandingkan dengan madu sintetis, namun faktor keaslian dan khasiatnya menjadikan madu hutan tetap menjadi pilihan bagi kepentingan kesehatan.
PENUTUP
Dibanding dengan masyarakat di negara maju, tingkat konsumsi madu masyarakat Asia masih rendah, yaitu rata-rata 10 orang/tahun. Sedangkan di negara-negara maju di Jepang tingkat konsumsinya rata-rata 1000 gram/orang/tahun, dan di Inggirs, tingkat konsumsinya rata-rata 1.500 orang/tahun.
Apabila tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi madu meningkat 500 gram/orang/tahun, dengan jumlah rakyat Indonesia yang lebih dari 200 juta orang, maka kebutuhan madu di Indonesia lebih dari 100.000 orang/tahun. Saat ini kebutuhan madu di Indonesia diperkirakan 2.200 ton/tahun, yaitu untuk kebutuhan masyarakat, industri jamu, industri farmasi, industri kosmetik, serta industri minuman dam makanan. Sedangkan produksinya baru mencapai lebih kurang 1.500 ton/tahun.
Memperhatikan manfaat dan peluang usaha perlebahan di Indonesia, serta betapa pentingnya pemberdayaan masyarakat di dalam dan di sekitar hutan, terutama dalam rangka mengurangi tingkat gangguan terhadap hutan, maka semua pihak terkait diharapkan untuk mendukung usaha perlebahan tersebut.
Tantangan yang demikian besar menuntut kerjasama yang kuat antara masyarakat sekitar hutan petani madu, pemerintah, dan pengusaha pemasaran untuk memenuhi permintaan yang besar akan madu tersebut. Keseimbangan antara produksi dan permintaan akan madu menjadikan negara Indonesia berpotensi dalam pengembangan dan pemasaran madu secara lokal. Namun, akan menjadi peluang yang besar pada skala Internasional apabila kinerja di antara beberapa instansi pengembangan usaha madu hutan bekerja keras dan peka terhadap perkembangan pasar serta jeli melihat segmen pasar yang luas.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kehutanan dan Perkebunan. 2008. Budidaya Lebah. http://www.bkpmd.banten.go.id/PEMASARAN MADU HUTAN\Dinas Kehutanan dan Perkebunan _ Provinsi Banten.htm [18/09/2008].
JMHI. 2008. Dibalik Manisnya Madu Hutan JMHI. http://maduhutan.blogspot.com/Madu%20Hutan_%20September%202007.mht [18/09/2008].
Lamerkabel, J. S. A. 2008. Lebah Madu: Hasil Hutan Ikutan dan Ternak Harapan. http://www.unpatti.ac.id/LEBAH%20MADU%20HASIL%20HUTAN%20IKUTAN%20DAN%20TERNAK%20HARAPAN.mht [18/09/2008].
Sumbawanews. 2008. Madu Hutan Sumbawa.http://www.sumbawanews.com/Sumbawanews%20-%20Bicara%20lokal%20mengupas%20nasional%20-%20Madu%20Hutan%20Sumbawa.mht [18/09/2008].
No comments:
Post a Comment
Silahkan dikomentari..